Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Dietetika Penyakit Infeksi dan Defisiensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Refluks
gastroesophageal adalah fenomena fisiologis normal dialami sesekali oleh
kebanyakan orang, terutama setelah makan. Gastroesophageal reflux disease
(GERD) terjadi ketika jumlah asam lambung yang refluks ke kerongkongan melebihi
batas normal, menyebabkan gejala dengan atau tanpa cedera mukosa esofagus yang
terkait (yaitu, esofagitis).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Richter dan
Organisasi Gallup memperkirakan bahwa Survei Nasional 25-40% orang Amerika
dewasa yang sehat mengalami gejala GERD, paling sering dimanifestasikan secara
klinis oleh pyrosis (mulas), setidaknya sebulan sekali. Selanjutnya, sekitar
7-10% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gejala tersebut
pada setiap hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka kami merumuskan masalah yang ada sebagai berikut :
1. Apakah definisi dari GERD itu ?
2. Bagaimanakah tanda dan gejala GERD ?
3. Apakah GERD dapat menyerang anak – anak ?
4. Bagaimanakah pengobatan GERD pada anak – anak
?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui definisi, tanda, dan gejala GERD, mengetahui apakah GERD dapat
menyerang anak – anak, serta mengetahui pengobatan GERD pada anak – anak.
D. Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai
sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan para pembaca khususnya tentang Gastro
Esophageal Reflux Disease ( GERD ).
BAB II
GASTRO
ESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
Gastroesophageal
reflux disease (GERD) atau penyakit
refluks asam lambung adalah gejala kronis atau kerusakan mukosa yang
disebabkan oleh asam lambung yang berasal dari lambung
menuju ke kerongkongan
.
GERD biasanya disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada saluran yang
menghubungkan antara lambung
dan kerongkongan, termasuk relaksasi abnormal dari sfingter
esofagus bagian bawah.
B.
Patofisiologi
Gastro Esophageal Reflux Disease ( GERD )
GERD disebabkan oleh
kegagalan kardia
. Pada orang yang sehat terdapat katup
antara esophagus dan lambung yang mencegah empedu duodenum, enzim, dan asam
lambung kembali ke kerongkongan di mana mereka dapat menyebabkan pembakaran dan
peradangan esophagus. Tanda dan gejala yang paling umum dari GERD, yaitu :
-
Mulas
-
Regurgitasi ( naiknya makanan dari kerongkongan atau
lambung tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat
kuat )
-
Disfagia ( kesulitan menelan )
-
Asma
-
Pneumonia
-
Suara serak
-
Aspirasi
Sedangkan
gejala lainnya, yaitu :
-
Nyeri menelan ( odynophagia )
-
Nyeri dada atipikal noncardiac
-
Mual
Faktor
– faktor penyebab GERD lainnya, yaitu :
·
Obesitas
: peningkatan indeks massa
tubuh berhubungan dengan GERD yang lebih parah. Dalam serangkaian
besar 2000 pasien dengan penyakit refluks bergejala, telah menunjukkan bahwa
13% dari perubahan dalam paparan asam esofagus ini disebabkan perubahan indeks
massa tubuh.
·
Sindrom
Zollinger-Ellison , yang dapat hadir dengan keasaman lambung
meningkat karena gastrin
produksi.
·
Penggunaan obat-obatan seperti prednisolon
.
·
Visceroptosis
atau Glénard sindrom
C.
Gastroesophageal
Reflux Pada Anak
Hampir
semua bayi mengalami peristiwa gastroesophageal refluks, yang ditandai dengan
gumoh, bersendawa, atau meludah. Gumoh tersebut biasanya terjadi segera setelah
makan dan dianggap normal. Gastroesophageal reflux perlu diperhatikan jika:
-
Bertentangan dengan pemberian makan dan pertumbuhan.
-
Kerusakan pada kerongkongan (esophagitis).
-
Menyebabkan kesulitan bernafas (seperti batuk, bersin,
atau berhenti bernafas).
-
Berlanjut melewati masa bayi sampai masa kanak-kanak.
Bayi
sehat mengalami refluks untuk banyak sebab. Kumpulan pita bundar otot pada
kerongkongan dan perut (bagian bawah esophageal sphincter) secara normal
menjaga isi perut memasuki kerongkongan. Pada bayi, otot ini kemungkinan tidak
berkembang, atau bisa rileks pada waktu yang tidak sesuai, membuat isi perut
bergerak ke belakang (mengalir kembali) ke dalam kerongkongan. Menjadi tetap datar
selama waktu makan atau berbaring setelah makan mengakibatkan refluks karena
gravitasi tidak bisa membantu menjaga makanan di dalam perut mengalir kembali
naik ke kerongkongan..Asap rokok (seperti asap bekas) dan kafein (pada minuman
ringan atau air susu ibu) mengendurkan bagian bawah esophageal sphincter,
membuat refluks terjadi lebih sering. Kafein dan nikotin (pada air susu ibu)
juga merangsang produksi asam sehingga setiap refluks yang terjadi lebih
bersifat asam. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat
refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
Gejala
yang paling nyata pada gastroesophageal refluks pada bayi adalah muntah dan
meludah berlebihan. Refluks biasanya memburuk pada beberapa bulan pertama kehidupan,
puncaknya sekitar 6 sampai 7 bulan, dan kemudian secara bertahap berkurang.
Hampir semua bayi dengan refluks yang membesar diusia kira-kira 18 bulan. Pada
beberapa kasus refluks menyebabkan komplikasi dan diketahui sebagai penyakit gastroesophageal
refluks (GERD). Asam dalam jumlah kecil yang berasal dari perut bisa masuk ke
pipa udara (aspirasi), namun hal ini jarang terjadi. Asam pada pipa udara dan
saluran pernafasan bisa menghasilkan batuk, bunyi menciut-ciut, berhenti
bernafas (apnea), atau pneumonia. Kebanyakan anak yang menderita asma juga
mengalami refluks. Nyeri telinga, suara parau, tersedak, dan sinusitis juga
bisa terjadi sebagai akibat GERD. Jika kerongkongan secara signifikan
terititasi (esophagitis), kemungkinan terjadi beberapa pendarahan, akibat pada
anemia kekurangan zat besi. Sebaliknya, esophagitis bisa menyebabkan jaringan
luka parut, yang bisa membuat kerongkongan menjadi sempit (stricture). Panas
dalam perut, merupakan gejala umum pada remaja dan orang dewasa dengan GERD,
bisanya berupa nyeri dada atau nyeri perut pada anak kecil.
Untuk
mendiagnosa GERD, tes seringkali tidak diperlukan untuk mendiagnosa
gastroesophageal refluks pada bayi yang secara sederhana mengalami
gejala-gejala ringan seperti sering meludah. Meskipun begitu, jika
gejala-gejala lebih rumit, berbagai macam tes harus dilakukan.
Penelitian
barium adalah tes yang paling umum. Anak tersebut menelan barium, sebuah cairan
yang memendar di saluran pencernaan ketika sinar X diberikan. Tes ini bisa
memastikan diagnosa pada gastroesophageal refluks dan juga membantu dokter
mengidentifikasikan beberapa penyebab yang mungkin.
Sebuah
pemeriksaan pH yang berhubungan dengan kerongkongan adalah sebuah pipa tipis
elastis dengan sebuah sensor pada ujungnya yang mengukur tingkat keasaman (pH).
Dokter memasukkan pipa tersebut melalui hidung anak tersebut, terus ke
tenggorokan, dan masuk ke dalam ujung kerongkongan. Pipa tersebut biasanya
dibiarkan di tempatnya untuk 24 jam. Secara normal, anak tidak memiliki asam
pada kerongkongan mereka, sehingga jika sensor mendeteksi asam, hal ini sebuah
tanda pada refluks. Dokter kadangkala menggunakan tes ini untuk melihat apakah
anak dengan gejala-gejala seperti batuk atau sulit bernafas mengalami refluks.
Pada
pemindaian pengosongan lambung ( pemindai susu ), anak tersebut minum minuman
ringan yang mengandung bahan radioaktif ringan dalam jumlah sedikit.
Bahan-bahan ini berbahaya buat anak tersebut. kamera khusus atau pemindai yang
sangat peka bisa mendeteksi dimana bahan tersebut berada dalam tubuh anak
tersebut. kamera bisa melihat seberapa cepat materi tersebut meninggalkan perut
dan apakah terdapat refluks, aspirasi, atau keduanya.
Pada
upper endoskopi, anak tersebut ditenangkan, dan pipa kecil elastis dengan
sebuah kamera pada ujung (endoskop) dilewati melalui mulut ke dalam
kerongkongan dan perut. dokter bisa melakukan upper endoscopy jika mereka perlu
untuk melihat apakah terdapat borok atau iritasi atau jika mereka perlu untuk
memperoleh sebuah contoh untuk biopsi. Bronchoscopy adalah tes serupa dimana
dokter menggunakan sebuah endoskop untuk meneliti apakah refluks kemungkinan
menyebabkan masalah-masalah pada paru-paru atau pernafasan
D. Pengobatan GERD Pada Anak
Pengobatan
pada refluks bergantung pada usia dan gejala-gejala anak tersebut. Untuk bayi
yang baru saja gumoh, dokter bisa menganjurkan tidak ada pengobatan atau dengan
cara seperti menambahkan formula makanan, untuk keadaan khusus, dan sering
gumoh. Formula bisa ditambah dengan menambahkan
1 - 3 sendok teh
sereal nasi per ons pada makanan. Dot bisa dipotong melintang untuk membuat
makanan mengalir. Bayi dengan refluks harus diberi makan pada posisi tegak atau
setengah tegak dan kemudian dijaga pada posisi tegak untuk 30 menit setelah
makan.
Untuk
anak yang lebih tua, kepala pada tempat tidur bisa diangkat 6 inci (kira-kira
15 ¼ cm) untuk membantu mengurangi refluks di waktu malam. Anak yang lebih tua
juga harus menghindari makan 2 sampai 3 jam sebelum waktu tidur, minum minuman
berkarbonat atau apa yang mengandung kafein, menggunakan obat-obatan tertentu
(seperti obat dengan efek antikolinergik), makan makanan tertentu (seperti
coklat), dan terlalu banyak makan. Setiap anak harus dijaga menjauhi asap
tembakau.
Obat-obatan
: jika perubahan pada makan dan posisi tidak mengendalikan gejala-gejala,
dokter bisa meresepkan obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan yang tersedia
untuk refluks, diantaranya :
Obat yang menstabilkan asam
Antasida adalah obat-obatan yang
menstabilkan asam lambung. Obat-obatan ini bekerja dengan cepat untuk meringankan
gejala-gejala seperti panas dalam perut.
Obat yang menekan produksi asam.
Untuk mereka dengan penyakit yang
lebih berat, obat-obatan penekan asam diperlukan. Dengan mengurangi asam perut,
obat-obatan ini mengurangi gejala-gejala dan membuat kerongkongan menjadi
nyaman. Terdapat 2 jenis obat-obatan penekan asam, histamin-2 (H2) blockers dan
proton pump inhibitor (PPIs). H2 blocker tidak cukup menekan produksi asam
sebanyak seperti PPIs.
Obat yang memperbaiki gerakan pada saluran
pencernaan.
Obat-obatan promotility yang merangsang
gerakan pada isi perut melalui kerongkongan, perut, dan usus. Obat-obatan ini
(seperti metoclopramide) bisa membantu meningkatkan kekuatan pada esophageal
sphincter bagian bawah dan meningkatkan kecepatan pada dimana perut kosong.
Pengosongan lambung yang meningkat harus mengurangi tekanan lambung, membuat
refluks sedikit mungkin untuk terjadi. Dokter harus meresepkan obat-obatan ini
dengan sering untuk refluks tetapi sekarang mereka sangat mebantu hanya untuk
anak tertentu.
Operasi
: jarang dilakukan, karena refluks tidak bereaksi terhadap pengobatan non operasi
dan sangat berat sehingga dokter menganjurkan operasi. Prosedur operasi paling
umum adalah fundoplication. Pada fundoplication, ahli bedah membungkus bagian
atas perut di sekitar ujung bagian bawah pada kerongkongan untuk membuat
simpangan yang lebih ketat dan mengurangi refluks.
E. Pencegahan GERD
GERD
sebagian besar dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup, yang juga digunakan
sebagai pengobatan, seperti
tidur di sisi kiri, atau dengan mengangkat tubuh
bagian atas. Relief ini sering ditemukan dengan menaikkan
kepala tempat tidur, mengangkat tubuh bagian atas dengan bantal, atau tidur
duduk. Para tubuh bagian atas harus dinaikkan, bukan hanya kepala, bantal yang
hanya mengangkat kepala melakukan sedikit untuk mulas dan menempatkan
ketegangan pada leher.
Makan
porsi kecil,
Makan dalam porsi besar menyebabkan
produksi asam lambung berlebihan, sehingga serangan dapat diminimalkan dengan
makan makanan kecil. Hal ini juga penting untuk menghindari makan sesaat
sebelum tidur.
Menurunkan berat badan.
Kelebihan lemak didalam tubuh mengakibatkan lebih
banyak tekanan pada perut, yang dapat menyebabkan isi lambung yang sangat asam
untuk refluks ke esofagus
lebih rendah sfingter .
Hindari makanan asam
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah, dapat
disimpulakn bahwa :
1.
Gastroesophageal
reflux disease (GERD) atau penyakit
refluks asam lambung adalah gejala kronis atau kerusakan mukosa yang
disebabkan oleh asam lambung yang berasal dari lambung
menuju ke kerongkongan
.
2.
Tanda dan gejala yang paling umum dari GERD, yaitu :
,mulas, regurgitasi ( naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa
disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat ),
disfagia ( kesulitan menelan ), asma, pneumonia, suara serak, aspirasi
Sedangkan gejala lainnya, yaitu :Nyeri menelan ( odynophagia ), nyeri dada
atipikal noncardiac dan mual.
3.
GERD dapat menyerang anak-anak, dengan gejala yang
paling nyata pada bayi adalah muntah dan meludah berlebihan. Refluks biasanya
memburuk pada beberapa bulan pertama kehidupan, puncaknya sekitar 6 sampai 7
bulan, dan kemudian secara bertahap berkurang.
4.
Pengobatan GERD dapat dilakukan dengan penambahan
formula makanan untuk keadaan khusus, kepala pada tempat tidur bisa diangkat 6
inci (kira-kira 15 ¼ cm) untuk membantu mengurangi refluks di waktu malam,
pemberian obat-obatan dan operasi.
B.
Saran
Untuk menghindari GERD sebaiknya mengatur
pola hidup dengan cara makan dalam porsi kecil, menghindari makanan asam, makanan
berlemak, makanan yang merangsang lambung, kopi, the, peppermint, cokelat,
terutama sesaat sebelum tidur, serta menjaga berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dvd.sagepub.com/content/4/5/333.full.pdf, diakses 17 April 2011.
http://jmedicalcasereports.com/content/2/1/45, diakses 17 April 2011
trimkasih sangat membantu
BalasHapuskembali kasih ya mbk.
Hapus